“Nyata”
Akulah nyata bagimu
bukan saat kita saling melempar senyum
atau saling menatap geli dengan senyum dikulum
bahkan bukan selalu saat-saat bahagia itu
Aku lebih nyata bagimu
saat benakmu penuh ide-ide itu
agar aku sesuai yang kau mau
namun kau sama sekali tak mengenalku
Aku semakin nyata bagimu
bukan sosok ideal, sesuai kriteria
yang akan selalu buatmu bahagia
Ah, kata siapa kamu sendiri segalanya?
Aku nyata,
meski di matamu takkan pernah sempurna
Selamat kecewa
karena kau sendiri lupa berkaca…
Memangnya kau pikir kau dewa?
R.