Pelanggar Kodrat?

Ada masa-masa
bingung luar biasa
saat dianggap melanggar kodrat.
Wanita?
Ah, aku lebih suka sebutan perempuan.
Seperti biasa,
harus ini, harus itu.
Banyak sekali.
Sampai pusing kepala ini.
Tidak boleh ini dan itu,
seakan paling tahu
yang terbaik untukku.
Bah, berlebihan!
Aku sudah lelah dan muak, tahu?
Boleh suka olahraga,
tapi jangan sepak bola
atau apa pun yang dianggap ‘khas pria’.
Lebih baik jadi balerina
atau sekalian menari Jawa,
meskipun tari-tarian tidak dianggap setara
dengan olahraga
padahal sama-sama gerak badan
sampai berkeringat tak keruan.
Harus feminin.
Jangan tomboy,
apalagi sampai plek-plek maskulin.
Harus lembut bersuara,
halus tutur bahasa.
Tak boleh memaki,
meski kesal setengah mati.
Yang ada, pria malah lari.
Hiiih!
Hih!
Kenapa harus pura-pura,
hanya demi disukai pria?
Kenapa diri ini tak boleh apa adanya?
Aku masih suka pria,
meski lebih sering dikira suka sesama perempuan.
Ah, mereka tahu apa?
Soal kodrat,
aku enggan banyak kata.
Ini aku apa adanya.
Suka atau tidak,
itu urusan Anda!
R.