“RINDU?”
Rindu?
Ah, gengsi aku
Untuk apa bilang begitu?
Bisa-bisa harga diri runtuh
Tapi, warasku juga jauh dari utuh
Duh, rindu
Kenapa harus ada itu?
Kenapa pula kita harus begitu jauh?
Padahal, bisa saja semua ini ilusi semu
Kata mereka, harusnya aku lebih tahu
Ah, aku benci dengan rindu
Paranoia ibarat langit kelabu
Bagaimana kalau jenuh,
lalu ada yang tergoda untuk…selingkuh?
Huh!
Haruskah aku malu
gara-gara rindu?
Apa kutepis saja gengsi itu,
agar dia tahu?
Lalu?
Ah, sudahlah
Setidaknya biar dia tahu
Mungkin dia juga rindu
Semoga dia tidak menertawakanku
agar aku segera bangun dari khayalan semu
Mana kutahu?
Ah, yang penting bilang dulu.
R.
(Jakarta, 12 Januari 2018 – 17:45)