Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Lagi-lagi Lelaki Pendengki

Lagi-lagi Lelaki Pendengki

Sumber: Isaiah Rustad

Cerita lama,

membosankan dan sama saja

lagi-lagi di dunia maya.

Lelaki pendengki yang berspekulasi

perempuan berpendidikan tinggi

bukan calon istri sejati.

Padahal,

dia-lah yang ngeri

ketakutan setengah mati.

Tiada yang lebih kerdil

dari lelaki bermental kecil

lalu berusaha membuat perempuan merasa bersalah

hanya agar dirinya tak perlu merasa kalah.

Hiduplah kau, wahai lelaki pendengki

dengan racun kebencian di hati,

karena tiada perempuan waras yang sudi

memanjakan egomu tanpa henti.

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #tips

5 Cara Kilat Move On Dari Gebetan yang Udah Jadian

5 Cara Kilat Move On Dari Gebetan yang Udah Jadian

Foto: Freepik

Udah lama gak nulis yang ringan-ringan kayak gini. Mumpung masih di blog sendiri, hihihi…

Pernah diam-diam naksir gebetan, tapi sialnya udah keduluan orang lain? Meskipun mungkin patah hatinya belum tentu separah orang yang ditinggal mati/diselingkuhin/diputusin/di-stashing (diperlakukan seperti pacar pas lagi berdua doang, tapi gak pernah dikenalin ke siapa-siapa-nya si dia)/di-ghosting…rasa sakit dan kecewa itu pasti tetap ada.

Gak apa-apa. Kalau pun ada yang nganggep kalian lebay dan belum apa-apa udah jadi ‘bucin’, biar mereka ke laut aja. Minta ditenggelamin banget, biar bisa main sama ubur-ubur sekalian.

Jadi, gimana cara move on dari gebetan yang ternyata sudah jadian sama orang lain? Berdasarkan pengalaman dan hasil curhat beragam narsum, inilah lima (5) cara kilat yang bisa dicoba:

  • Akui perasaan sedih.

Gak perlu gengsi. Perasaan sedih dan kecewa itu pasti ada. Gak perlu diumbar ke seluruh dunia juga, sih. Setidaknya, akui pada diri sendiri. Mau cerita ke beberapa orang terdekat saja juga boleh.

  • Beri waktu buat diri sendiri.

Gak perlu maksain diri pasang muka sok tegar di depan si dia (dan pacar barunya). Yang ada malah aneh, apalagi bila Anda termasuk yang susah menyembunyikan emosi.

Bila perasaan sudah netral kembali, Anda bisa muncul kembali di hadapan si dia kayak gak (pernah) ada apa-apa. Kalo gak mau urusan lagi sama si dia juga gak apa-apa, selama kalian berdua belum keburu jadi sahabat.

Lho, kok? Kalo si dia udah nganggep Anda sahabat, pastilah dia akan bertanya-tanya saat Anda tiba-tiba menghilang dan susah dihubungi. Sekalinya bisa, alasan Anda ada saja untuk menolah ketemuan. Bukannya nanti dia malah akan curiga?

  • Sibukkan diri dengan berbagai kegiatan seru.

Ini beda dengan berlagak gak ada apa-apa, ya? Masih merasa sedih itu boleh dan wajar. Bodo amat dengan mereka yang bilang Anda galau dan baperan. Yang penting, Anda jujur dengan diri sendiri. Gak perlu jelasin apa-apa ke semua orang, apalagi sampai harus pura-pura bahagia biar mereka senang.

Menyibukkan diri bisa jadi pengalih perhatian, supaya gak kepikiran si dia terus. Selain itu, anggap saja penghasilan positif dari produktivitas Anda ibarat kompensasi patah hati. Betul, gak?

  • Gak perlu maksa harus buru-buru jadian sama orang lain.

Memang sih, ada yang awalnya hanya ‘rebound’ (pelarian) sebelum akhirnya jadi sayang beneran. Tapi, gak semuanya kayak gitu juga, kali. Emangnya film Hollywood? Semua perlu proses dan perasaan gak bisa (dan sebaiknya juga jangan) dipaksa.

  • Gak usah sinis  sama konsep ‘friendzone’.

Kenapa sih, di-‘friendzoned’ kesannya hina dan pecundang banget? Patah hati, sedih, atau kecewa boleh saja. Namanya berharap tapi gak sampai, perasaan negatif semacam itu pasti ada.

Tapi, bersyukurlah bila si dia masih menganggapmu teman. Itu masih lebih baik daripada tidak atau malah dianggap bukan siapa-siapa.

Meskipun tetap jadi teman, jangan terlalu berharap kalau peluang masih terbuka buat Anda. Selain lagi-lagi perasaan gak bisa dipaksa, ini sama saja gak menghargai si dia yang masih mau menjadikan Anda teman.

Siapa tahu, Anda dan si dia ternyata hanya ditakdirkan untuk menjadi teman baik dan malah lebih awet. Bahkan, bukannya tidak mungkin kalo si dia yang tadinya sempat bikin Anda tergila-gila, ternyata malah mengenalkan Anda pada jodoh yang sesungguhnya dan lebih baik. Siapa tahu, ‘kan?

Ayolah. Gak ada salahnya sesekali berpikir positif sedikit. Lagipula, patah hati hanya akan berlangsung selamanya bila tidak ada usaha dari si pemilik hati untuk menyembuhkan diri sendiri.

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Diva 2

Diva 2

Tak perlu penguasa panggung,

meski pesonanya terasa tanggung.

Kadang mereka yang selalu ingin didengar,

Selalu dianggap benar.

Enggan dibantah,

apalagi terima nasihat.

Sesaat,

hidup seperti itu enak.

Tak perlu merasa jengah,

tinggal cuap-cuap, suka-suka.

Namun,

mereka akan sulit berkembang,

dikelilingi dayang-dayang

yang selalu seiya-sekata.

Mau sampai kapan?

Entahlah.

Menjadi diva memang penuh lena,

abai dengan fakta

di balik mata-mata

penuh kekaguman dan cinta,

ada pisau di tangan

di balik punggung mereka

siap menikam

saat kau lengah…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis

Banyak

Banyak

Banyak hal yang bisa ditulis. Percaya atau tidak, Anda tidak akan mudah kekurangan ide atau inspirasi. Setidaknya menurut pengalaman saya, kuncinya ada tiga, yaitu:

  1. Jeli mengamati situasi dan kondisi.
  2. Menjaga konsistensi.
  3. Berani bereksplorasi.

Jangan salah, saya ngomong begini juga bukan karena (merasa) jago menulis. Malah, justru lebih banyak tulisan reject (yang rata-rata sengaja saya posting sendiri secara online) daripada yang diterima oleh media.

Tapi, cuek sajalah. Namanya juga terus belajar dan berproses. Tidak ada orang yang langsung bisa – dan bagus-tidaknya tergantung mereka yang menikmati. Yah, se-subyektif mereka yang kemarin-kemarin sempat berkomentar soal kumpulan puisi seorang selebriti lokal yang menurut mereka jelek.

Berdasarkan pengalaman pribadi, tiga (3) hal di atas cukup membantu saya untuk terus bisa menulis:

  • Jeli mengamati situasi dan kondisi.

Pernah merasa hidup monoton dan membosankan? Nah, lho. Jangan-jangan Anda hanya belum jeli menemukan yang seru dari hidup Anda sendiri.

Jangan pernah meremehkan peran siapa pun dalam hidup. Kalau mau jeli, bahkan yang kelihatan sepele dan membosankan pun sebenarnya bisa dibikin seru dan menarik, kok.

Contoh: dulu saya pernah jaga kafe bisnis keluarga. Sekilas pekerjaan ini sempat terasa membosankan bagi saya, karena saya sebenarnya suka bergerak dan bersosialisasi. Apalagi kalau kafe-nya kebetulan lagi sepi.

Padahal, banyak cara untuk menemukan ide cerita atau tulisan, bahkan dari situasi paling monoton dan membosankan sekali pun. Misalnya: iseng diam-diam mengamati pelanggan yang datang atau membaca buku/artikel digital saat kafe sedang sepi.

Banyak penulis yang survive, tetap bisa bikin tulisan meskipun di tengah keterbatasan atau situasi monoton. Contoh: Zlata Filipovic, gadis Bosnia-Herzegovina berusia 11 tahun di era ’90-an yang terpaksa nggak bisa keluar rumah karena negaranya sedang konflik perang saudara dengan Serbia. Dalam buku hariannya, Zlata pernah menulis tentang dirinya yang sedang mengkhayalkan makanan enak. (Kasihan.)

Atau Behrouz Boochani yang telah menerbitkan otobiografinya yang berjudul “No Friend But The Mountains”. Mungkin kita yang beruntung hidup biasa-biasa saja akan menganggap kisah hidup jurnalis asal Iran dan Kurdistan ini seru banget. Padahal, bisa jadi dia berusaha keluar dari situasi monoton yang rentan bikin depresi dengan cara…ya, apalagi kalau bukan menulis pengalamannya selama ditahan di Manus Island, Papua Nugini.

Nah, apa kabar kita yang mungkin punya lebih banyak akses dan kesempatan untuk menulis?

  • Menjaga konsistensi.

Baru sekali-dua kali menulis, terus ada yang menganggap tulisan Anda jelek? Terus mau menyerah? Yah, jangan. Justru dengan rajin berlatih, keahlian Anda akan semakin terasah baik.

Pastinya, perkembangan setiap orang akan berbeda-beda. Ada yang memang sudah berbakat dari sananya. Baru sebentar menulis sudah jadi yang bagus.

Tapi, yang hanya mengandalkan bakat tanpa latihan konsisten bakalan kalah dengan mereka yang lebih gigih. Selama rajin berlatih, terus memperbaiki diri, dan mau menerima kritik, kemampuan menulis akan berkembang.

Sama seperti aset lainnya, percuma punya bakat bila tidak dikembangkan.

  • Berani bereksplorasi.

Nah, mungkin ini masih menjadi salah satu kelemahan saya dalam menulis. Kadang-kadang saya masih merasa ragu untuk bereksplorasi.

Misalnya: jangan menulis yang seram-seram terus. (Sayangnya, hingga saat ini saya masih kesulitan menulis cerita ringan dengan akhir yang happy, hehe.) Saatnya perkaya sumber bacaan. Jangan kelamaan di zona nyaman.

Tapi, jangan lupa juga untuk menemukan gaya menulis sendiri. Namanya juga bagian dari eksplorasi.

Banyak banget kok, hal yang sebenarnya bisa ditulis. Semoga sedikit saran di atas juga dapat membantu.

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Gema

Gema

Gema itu bernama standar ganda.

Kau lakukan yang kau suka,

namun marah saat mereka berlaku sama.

Tanpa sadar, sebenarnya kau sedang berkaca.

Hanya saja, kali ini posisimu beda.

Kaulah sang penerima buruknya laku mereka.

Tak perlu bermuram durja, apalagi sampai murka.

Menggelikan bila kau menyindir mereka,

layaknya pencinta standar ganda.

Sudah, terima saja.

Tak perlu merasa paling benar se-alam raya.

Bila tak suka, tak ada yang akan memaksa.

Bila masih terganggu dengan gema,

sepertinya kau harus kembali berkaca…

R.