Categories
#catatan-harian #menulis

5 Alasan Memilih Jadi Silent Reader di WAG

5 Alasan Memilih Jadi Silent Reader di WAG

Kayaknya udah nggak perlu lagi nanya-nanya soal jumlah WAG (WhatsApp Group) di ponsel. Mulai dari grup keluarga, grup kantor, geng pertemanan, hingga komunitas. Pokoknya, sebut saja. Banyak banget deh, ampe ada yang perlu punya dua ponsel biar nggak berat.

Sama kayak di grup-grup lain di media sosial, pasti ada yang namanya ‘silent reader’. Nah, bila termasuk dalam kategori ini, kira-kira apa alasan Anda? Mungkin ada di dalam daftar di bawah ini:

  1. Banyak kerjaan lain yang jauh lebih mendesak di dunia nyata.

Kalo yang ini mah, udah jelas banget. Jangan harap komentar mereka akan muncul di grup pada jam kantor. (Hmm, kecuali untuk grup kantor.)

Bahkan, bisa jadi baru berhari-hari kemudian (atau pas akhir pekan sekalian) mereka baru sempet nimbrung lagi di grup. Itu pun bisa jadi karena dua alasan:

  • Di-mention
  • Emang lagi perlu dan sempet aja gitu.

 

  1. Emang cuma mau fokus ama yang perlu-perlu doang.

Bisa dibilang, ini kelanjutan poin sebelumnya. Selain emang sibuk (pake BANGET), mereka milih fokus ama yang menurut mereka paling bermanfaat. Makanya, hanya sesekali mereka komentar atau menyapa. Itu pun bila emang lagi penting banget hingga topik bahasan di grup yang lagi relatable banget sama mereka.

  1. Emang bukan tipe cerewet di media sosial mana pun.

Jangan sesekali tunjuk mereka jadi group admin, kecuali kalo mereka nggak sendirian megang jabatan itu. Nggak apa-apa. Jadiin aja mereka pengamat, Biasanya, tipe ini lebih teliti memantau chat history (termasuk menangkap ‘pelanggaran’ tertentu dari anggota grup).

  1. Topik yang dibahas emang lagi nggak menarik.

Hmm, bisa jadi sebelumnya mereka emang nggak gitu minat pas diajak gabung ke WAG tersebut. Namun, karena ada rasa nggak enak sama yang ngajak, akhirnya mereka lebih banyak jadi silent reader.

Topik yang lagi dibahas mungkin juga kurang menarik buat mereka. Makanya, jangan heran bila mereka jarang banget nimbrung.

  1. Mereka memang misterius.

Di zaman yang serba banyak terbuka gini, masih banyak kok, mereka yang lebih milih nggak banyak omong. Selain emang nggak suka umbar diri, mereka mungkin juga lebih suka jadi pengamat. Itu aja, sih.

Semua orang memang punya rahasia, tapi bisa jadi mereka takut keceplosan juga. Tahu sendiri ‘kan, jari-jari bisa jauh lebih lincah daripada mulut – bahkan saat otak lagi nggak bisa ngebut?

 

Nah, itulah kira-kira lima (5) alasan memilih jadi silent reader di WAG. Gimana dengan Anda?

R.

 

 

By adminruby

Pengajar, penerjemah, penulis, dan pemikir kritis. Jangan mudah baper sama semua tulisannya. Belum tentu sedang membicarakan Anda.

Juga dikenal sebagai RandomRuby di http://www.pikiranrandom.com/ dan GadisSenja di http://www.perjalanansenja.com/. Kontributor Trivia.id (http://trivia.id/@/rubyastari) dan beberapa media digital lain.

4 replies on “5 Alasan Memilih Jadi Silent Reader di WAG”

Hihihi

Sama kok Rue.
Eh tapi ada yg lain.
Ada juga kawan yang sebenernya “merasa terjebak”. Judul WAGnya apa, yang dibahas malah banyakan apa.

Akhirnya yaa..
Silent reader aja soalnya nggak enak sama temen yg ngajak dan aktif di sana hehehe

*Bantal

Aku termasuk ga aktif di WAG. Kebanyakan sih karena gabungnya krn terpaksa (wag kantor), topiknya ga menarik (wag alumni), ato tema grub memang aku suka tp aku lbh seneng ga tampil aja 😀 (wag ttg traveling dan skin care). Palingan kalo butuh saran lgs aku japri aja pic nya hihihi.. Ttp ga mau ngomongnya di grub :D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *