“AKU BERMIMPI MEMBUNUHMU”
Kau tersenyum
Aku kalem
Kau ingin mencium
Kau kupentung
Kau pun berhenti tersenyum
Ah, terlalu keras?
Astaga, kau tewas!
Kenapa aku tampak puas?
Sorot mataku keras
Giliranku menyeringai buas
Matilah kau, tukang selingkuh
Maaf, harus kubunuh
Amarah membuat otak keruh
Matilah, tukang selingkuh
Matilah…
Matilah…
Matilah…
…dan aku terbangun
tanpa senyum…
Aduh.
R.
(Jakarta, 27 Juni 2018 – 12:15)