Biasa Tidak Selalu Benar
Aku lelah.
Lagi-lagi kita kembali ke jalur yang sama.
Kamu tak jua berubah,
belum dewasa juga.
Mau sampai kapan kita terus begini?
Terlalu sering kau sesuka hati,
menuntut perhatian sana-sini
sampai aku muak setengah mati.
Ah, sudahlah.
Tak ada yang akan berbeda.
Kali ini, jangan harap aku akan selalu sudi mengalah.
Harusnya usia menjadi saat berkaca, bukan sekedar angka.
Kau memang terlalu egois untuk mengerti
aku pun punya kehidupan sendiri!
R.
(Jakarta, 24 Agustus 2014)