“Boleh Kupinjam Lelakimu?”
Boleh kupinjam lelakimu? Hanya hangat lidahnya. Tak lebih.
Aku sering melihatmu bersamanya. Aku melihat caranya memeluk dan menciummu, meski di depan umum malam itu. Kamu tersenyum kikuk. Kuduga mungkin ini pacar serius pertama atau keduamu.
Yang kulihat, ada ragu di matamu, bercampur jengah dan malu. Mungkin juga sedikit rasa takut. Mungkin kamu memang menyukai perhatiannya.
Namun, matanya tidak bisa menipuku. Ada gairah yang bergelora di sana, yang membuatnya menginginkanmu lebih dari yang ingin kau berikan untuknya.
Prediksiku? Kalian berdua tidak akan bertahan lama. Terlalu berbeda dalam hampir segalanya. Dia ingin bebas melakukan semuanya denganmu. Baginya, moral dan agama adalah belenggu…
—***—
Boleh kupinjam lelakimu? Hanya hangat lidahnya. Tidak lebih.
Jika dia ingin memberiku lebih, aku takkan menolak. Aku juga menyukainya, tidak peduli seluruh dunia akan menganggapku apa. Sudah banyak sebutan untukku: sundal, perempuan murahan, pelacur, tak punya moral…
Lucunya, lelaki bajingan yang suka tidur dengan banyak perempuan (termasuk denganku, tentu saja) juga menyebutku demikian di muka umum. Haha, kenapa? Situ kurang puas?
Ah, kurasa mereka hanya tidak mau terima bahwa perempuan juga bisa demikian. Benar-benar standar ganda. Ego mereka sudah terlalu lama berkuasa.
Mau sampai kapan aku terus begini? Ah, mungkin ini hanya idealisme tingkat tinggi, tanpa hasil yang benar-benar berarti.
Sampai standar ganda sialan itu tidak ada lagi…
—***—
Boleh kupinjam lelakimu? Ah, tak perlu. Malam itu aku sudah mendapatkannya, lebih dari hanya hangat lidahnya.
Sesuai dugaanku, lama-lama dia bosan dengan penolakanmu. Dia sendiri yang datang ke bar ini, mencari pelampiasan dan menemukanku.
Jujur, aku tidak peduli bila nanti kamu tahu. Bahkan, aku ingin kamu segera tahu, karena aku justru sedang menolongmu.
Aku hanya ingin menunjukkan, seperti apa sebenarnya lelaki yang mengaku mencintaimu…
R.
(Untuk Monday Flash Fiction Prompt#139: “Boleh Kupinjam Lelakimu?” http://www.mondayflashfiction.com/2017/04/prompt-139-boleh-kupinjam-lelakimu.html – 276 kata)