“DI BALIK BAYANG-BAYANG…”
Di balik bayang-bayang,
ada yang tersenyum senang
Mata itu menyorot tajam
tampak puas dan kejam
Di balik bayang-bayang,
sosok itu menikmati setiap pertengkaran
bertepuk tangan pada makian
bersorak-sorai, memuji pembantaian
Saat ini,
sosok itu masih terlalu nyaman
sangat cerdas, sulit ketahuan
terlalu pengecut untuk hadir di tempat terang
terlalu licik untuk ikuti aturan
Di balik bayang-bayang,
sosok itu hanya berani menunjukkan
senyum culas pengadu domba
merayakan setiap luka
sambil berpegang pada standar ganda…
R.