“DI PERSIMPANGAN JALAN…”
Akulah sosok yang dulu kau sayang,
sekaligus kau kendalikan
yang katamu anak kecil yang tidak tahu apa-apa
dan cengeng luar biasa
Akulah sosok yang kau tekan,
yang katamu tak pernah mendengarkan
Setelah semua yang kau lakukan,
bagimu akulah yang kau anggap pengkhianat
pergi melenggang
Begitu saja?
Ah, cerita lama
Dari dulu, tuduhanmu itu-itu saja
Selalu seluruh dunia yang membuatmu terluka
Akulah yang mungkin masih kau sayang,
namun kali ini tidak bisa lagi kau kendalikan
Kau tak mungkin tahu segalanya
Kau bukan tuhan
Mungkin aku memang keras kepala
Setidaknya, kini aku baik-baik saja
Tiada dendam, hanya mati rasa
Kau telah membunuh semua yang ada
hingga tiada lagi yang tersisa
Tiada benci
Lebih baik jalan sendiri-sendiri
daripada kau memaksa untuk kembali
masuk ke dalam hidupku lagi
mencederai damai
meracuni dengan rasa iri dan sakit hati…
R.
(Jakarta, 30 Juli 2016 – 21:35)
2 replies on ““DI PERSIMPANGAN JALAN…””
Tulisan yang puitis.. Apakah Anda berniat membuka rubrik tentang tulisan ini?
Belum. Kenapa?