Dia
Hari itu, dia tampak bahagia.
Senyum lebar menghiasi wajahnya.
Dalam sekejap, dia tampak dewasa.
Hilang sudah sifat kanak-kanaknya yang biasa.
Ah, benarkah karena cinta?
Wajahnya seakan tak pernah tersentuh duka.
Lengan kokohnya memeluk belahan jiwa,
seiring doa agar mereka abadi – selamanya.
Beruntungnya dia yang masih percaya.
Lihat, dia masih tertawa.
Kuharap kebahagiaannya berlangsung lama,
tanpa harus terkoyak realita…
R.
(Jakarta, 16 Oktober 2013)