Kendali
Salah mata memandang
semut di seberang lautan.
Gajah di pelupuk mata
selalu abai dari perhatian.
Salah hati penuh dengki,
niat sebar benci
demi puas diri
tanpa sudi berefleksi.
Salah otak bebal
pengap akan racun yang tebal
siap muntahkan kesal
tanpa niat untuk batal.
Salah lidah bersilat
berucap penuh siasat
jatuhkan sesama di banyak alamat,
merasa diri bebas cacat.
Salah mulut menganga,
yang penting ribut bersuara.
Semakin keras, semakin luar biasa.
Peduli setan dengan luka mereka.
Mereka yang harus terima,
suka tak suka.
Salah jari-jemari menari
di papan ketik, sesuka hati,
bergunjing ke sana kemari
serasa diri paling suci.
Salah…salah…salah…
Harusnya diri yang paling awal dalam kendali.
Namun, menuding sesama lebih mudah
demi enggan kalah
tanpa rasa salah
meski sering lupa,
betapa cenderungnya mereka berlaku serupa
sambil pasang standar ganda…
R.