“MENJADI (PENULIS) NYINYIR”
Apa sih, untungnya menjadi (penulis) yang suka nyinyir? Apa bedanya sama tukang gosip yang pakai mulut?
Entah apa saya termasuk penulis yang suka nyinyir. Kalau pun ya, memangnya kenapa? Bisa jadi, saya nyinyir untuk alasan yang tepat. Bisa jadi, selama ini saya (merasa?) kurang didengar atau bahkan tidak dianggap. Tapi, ah…namanya juga beda pendapat. Boleh sepakat maupun tidak.
R.