Negeri ini aman bagi pemerkosa.
Silakan, banyak yang bisa berbuat suka-suka.
Korban bisa kau salahkan dengan banyak cara:
Pakaian mereka, cara bicara,
hingga yang paling jelas – JENIS KELAMIN MEREKA.
Pokoknya, buat semua tercela,
sementara kau mengaku korban sesungguhnya,
tak berdaya, lemah, begitu mudah tergoda
layaknya binatang liar tanpa akal.
Negeri ini masih aman bagi pemerkosa,
karena korban masih dipaksa melawan stigma,
mulai dari murahan hingga wahai penggoda.
Cukup perlambat langkah mereka,
karena saat semua bukti sudah ada,
mereka sudah kembali lebih dalam terluka,
hingga lelah luar biasa.
Kau cukup bicara soal tercorengnya nama.
Tanpa sesal, karena kau yakin masih akan baik-baik saja.
Apalagi, pendukungmu banyak yang buta hati, meski masih punya mata.
Negeri ini aman bagi pemerkosa,
apalagi bila kamu terkenal dan kaya raya.
Kamu punya lebih banyak kuasa
menyuap dan membungkam mereka
membayar para pendukung setia
khusus meneror semua yang tak suka.
Kalau sampai harus dipenjara,
tenang, biasanya takkan lama.
Hukuman pun seadanya.
Saat akhirnya bebas, kamu masih sama.
Kembali seperti sedia kala,
seakan tidak pernah ada apa-apa.
Negeri ini aman bagi pemerkosa.
Kau akan banyak diliput media
karena korbanmu tidak menarik minat mereka.
Kau akan disambut bak pahlawan berjasa,
bintang paling bercahaya,
meskipun baru keluar dari penjara.
Persetan dengan realita yang menyakitkan mata.
Yang penting, masih banyak pendukung buta.
Ah, rasanya seperti surga dunia.
Bukankah demikian, wahai pemerkosa?
Cukup nyatakan kau telah menebus dosa,
lalu tampil dengan senyum pada dunia
tanpa peduli korban yang masih trauma.
Yang penting,
kau dapat kesempatan kedua
untuk kembali berlaga di layar kaca …
Ah, beruntungnya para pemerkosa
hidup di negeri yang selalu mendukung mereka …
R.