Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

“SAAT HUJAN BAGAI PELURU…”

“Saat Hujan Bagai Peluru…”

Kadang tetes hujan melesat bagai peluru,

berkali-kali menghajar wajahku

Setidaknya, mereka tidak kejam menghunus

menembus hati yang sedang membiru

 

Lalu, ada saja duka lama

menggedor-gedor pintu

bagai candu yang menuntut lebih dari sebelumnya

membuatku lari bersembunyi

merebahkan diri di lantai

Ah, kukira sudah kutendang pergi

 

Itukah tawa Iblis?

Tak pernah kudengar dia begitu sinis

Aku tetap sendiri berjuang

menyuruh mereka diam

Diamlah!

Kepala ini sudah penat oleh masalah

hingga dingin kuacuhkan

meski hanya angin penawar dekapan…

 

Kata mereka, para malaikat turun bersama hujan

mendengarkan setiap doa,

yang mengirim mereka kembali pada Sang Maha Pencipta

Inginkah Dia agar aku melalui hal yang sama?

Baiklah

Tergantung Kebijakan-Nya

kapan ingin mengangkat semua luka…

 

R.

(Jakarta, 14 Oktober 2016 – 5:00)

 

By adminruby

Pengajar, penerjemah, penulis, dan pemikir kritis. Jangan mudah baper sama semua tulisannya. Belum tentu sedang membicarakan Anda.

Juga dikenal sebagai RandomRuby di http://www.pikiranrandom.com/ dan GadisSenja di http://www.perjalanansenja.com/. Kontributor Trivia.id (http://trivia.id/@/rubyastari) dan beberapa media digital lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *