“TENTANG TUKANG SELINGKUH DAN KORBAN-KORBAN MEREKA”
Apa pun alasannya, dari dulu saya memang paling nggak tahan sama tukang selingkuh. Apalagi yang dengan bangganya memamerkan korban-korban mereka yang sama sekali nggak tahu apa-apa. Kayak piala aja.
Entah kenapa, masih banyak yang menganggap tukang selingkuh itu juara – apalagi yang wajahnya dianggap rupawan (cantik buat cewek atau ganteng buat cowok). Bahkan, banyak yang nggak segan-segan malah ‘mengamini’ perilaku mereka yang justru malah jauh banget dari kata ‘rupawan’.
“Ooh, karena sadar dia ganteng / cantik sih, makanya selingkuh. Coba kalo jelek, nggak tau diri namanya.”
Mereka nggak sadar, pujian menyesatkan maca itu (meski mungkin maksudnya bercanda, meski menurut saya norak!) justru malah menyuburkan perilaku menyakitkan bernama selingkuh. Menyakitkan? Ya iyalah, buat korban-korbannya! Mereka juga rakus, sih. Karena satu aja nggak cukup, mereka sampai harus ambil jatah orang lain.
Selain itu, ucapan tersebut juga dapat menimbulkan stigma bagi mereka yang dianggap berparas rupawan. Ada yang langsung dicurigai sebagai player. Ada juga yang meski jelas-jelas sudah berpasangan, masih dideketin dan dirayu-rayu juga sama yang lain.
Harapan mereka? Tentu saja agar yang dirayu dan dideketin mau-mau aja diajak selingkuh. Apalagi kalo kebetulan mereka juga punya rasa percaya diri yang sangat rendah, sehingga harus selalu dikagumi banyak orang.
Mau pelakunya laki-laki atau perempuan, menurut saya sama saja. Menyebalkan! And please, jangan bawa-bawa istilah ‘pelakor’ (perebut laki orang) yang norak itu. Kesannya hanya perempuan pihak yang bersalah, sementara laki-laki nggak berdaya menolak rayuan.
Nggak berdaya? Bah, lucu! Banyak juga perempuan yang nggak sadar telah dipermainkan, lalu langsung ditumbalkan dengan tuduhan ‘penggoda’ saat affair terkuak dan tercium pasangan sah (istri), sementara laki-laki yang berulah berlagak setia. Padahal, cadangan mereka di mana-mana. Benar-benar perilaku pengecut dan nggak bertanggung jawab!
Brengsek banget, ‘kan? Berarti tidak semua yang disebut ‘perempuan idaman lain’ atau apalah namanya yang menjadi biang keladi perselingkuhan. Bisa jadi selama ini mereka emang beneran nggak sadar udah ditipu mentah-mentah (bahkan sampai busuk pula) sama laki-laki yang mengaku cinta dan ingin setia hanya sama mereka. Bah!
Lalu, bagaimana dengan korban perselingkuhan? Selain patah hati, merasa tolol karena udah (di)bodoh(i) dengan sedemikian rupa, bersalah, jelek, nggak cukup baik, marah, dan benci – bisa jadi mereka malah sulit percaya cinta lagi. Emang tukang selingkuh peduli? Kebanyakan malah 11-12 sama psikopat / sosiopat sejati!
R.