Untuk Soledad
Maaf, sayang.
Bagaimana bila saatnya menerima kenyataan?
Ketulusan tak selalu menang,
bila mereka tak anggap kau rupawan.
Maaf, sayang.
Tak ada gunanya bermuram-durja.
Ini saatnya kau tegakkan kepala,
menatap mereka tanpa perlu merasa kalah.
Ah, tahu apa mereka tentang sunyi?
Kau begitu dicintai oleh sepi
hingga hanya bayangmu yang kerap menepi.
Kau harus kuat, meski hanya sendiri.
Maaf, sayangku.
Terkadang cinta memang hanya ilusi berujung pilu…
R.
(Jakarta, 26 September 2013)