“YANG MANA DIRIMU?”
Terombang-ambing
kau tunjukkan diri
kadang hangat, kadang dingin
bagai cuaca di bumi
selepas efek rumah kaca
kadang gerah, kadang bikin merinding
Yang mana dirimu?
Aku harus tahu
Mengapa cinta ibarat catur?
Setiap langkah harus diatur
Apakah kau hanya ingin
aku takluk secara utuh
agar kau dapat berkuasa penuh?
Jangan frustrasi
Yang ada malah lelah sendiri
sementara aku sudah muak sekali
Masa semua harus maunya laki-laki?
Katanya perempuan dihargai
bukan ditindas setengah mati
Jadi, yang mana dirimu?
Tak perlu takut terlihat lemah di hadapanku
R.