Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Belum Berakhir

Belum Berakhir

Perjuanganmu belum berakhir, kawan.

Aku tahu, kau lelah dan muak.

Masih banyak yang harus kau lawan:

Mimpi buruk dan ketidakpastian.

Hantu masa lalu yang masih mengerikan.

Mereka yang tidak pedulian.

Perasaan terlantar, tak berdaya,

hingga ingin menyerah,

namun kutahu kau tak mudah kalah

meski wajar bila ingin marah.

Perjuanganmu belum berakhir,

meski merasa makin tersingkir

oleh realita yang membuat getir.

Jangan berhenti.

Percayalah Kasih Ilahi.

Berkat-Nya,

kau masih di sini,

berjuang dengan berani

melawan ketidakadilan ini.

Sesungguhnya,

kau adalah inspirasi.

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Corong di Kepala, Jari-jemari Berkelana

Corong di Kepala, Jari-jemari Berkelana

Tolong copot corong itu dari kepala.

Terlalu bising suara.

Lumpuhkan jari-jemari

agar tak kelewat liar berkelana.

Aku?

Tak ada waktu,

tapi sudah tahu

bila sesuatu buntu…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis

Sebelah Mata, Satu Telinga

Sebelah Mata, Satu Telinga

Hanya singkatnya gambaran

yang kau rasa perlukan.

Tak perlu cerita lengkap

atau kau akan tergagap.

Percaya untuk memilih

atau sebaliknya,

memilih untuk percaya?

Tak perlu sedih

akan terlalu banyaknya angkara.

Sebelah mata.

Satu telinga.

Percuma bicara

bila bantahan yang akan selalu ada

meskipun sulit diterima.

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Jumawa

Jumawa

Siapa yang mati

dan menobatkanmu sebagai

Sang Ilahi?

Kau buatku geli,

wahai pencari atensi

ingin didengar sepenuh hati

dipuja-puji

setenga-mati

Mungkin ada yang cukup gila

untuk biarkanmu menang

Tiada guna

Kau begitu jumawa

Bila kau memang luar biasa,

kenapa hobi memaksa?

Kenapa begitu keras kepala?

Narcissus era terkini

Tiada cermin yang cukup

Karenamu, semuanya remuk

Otakmu penuh kepercayaan palsu

Padahal kau tidak sesempurna itu

Ayolah,

aku butuh yang lebih lucu

dari semua usaha gagalmu

untuk mengesankanku…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Alien

Alien

Asing di antara sesama

saling tatap curiga

bising tuduhan dan cela

geming tanpa usaha

hening kehilangan kata-kata

keping sisa hati terluka

pusing kepala…

…dan kita tak lagi berdaya,

dipecah, dibelah,

marah-marah,

hingga akhirnya…

…sama-sama kalah…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Jangan Hina Dirimu!

Jangan Hina Dirimu!

Masa kau sudi

dibandingkan sama kucing

yang tak tahan melihat ikan asin?

Ayolah.

Mana akalmu?

Katanya mahluk berlogika.

Masa mau jadi serendah itu?

Perempuan itu hanya lewat,

meski dia sendirian

jangan jadi alasan kau berlaku bejad.

Dasar bangsat!

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Tempurung

Tempurung

Di baliknya,

kau aman.

Tidak ada aib yang terbuka.

Namun, jangan.

Jangan paksa mereka

untuk jadi katak yang sama.

Tidak, bila mereka ingin melihat dunia.

Terlalu sempit tempurung itu,

dengan kau dan egomu.

Biarkan mereka bebas

bukan mati kehabisan napas.

Kau sendiri yang memilih penjaramu…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Lelaki Penuh Dengki

Lelaki Penuh Dengki

Lelaki penuh dengki

berkicau di Twitter penuh benci

menyebut makeup di wajah perempuan

sebagai tanda mereka tak berotak.

Lelaki penuh dengki

mungkin sedang tak tahan dengan sepi

Perhatian pun dia cari

lewat hinaan sana-sini.

Siapa yang sudi

cintai lelaki penuh dengki?

Mungkin dia memang harus sendiri

bila masih gemar mencaci…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Terlalu Luang

Terlalu Luang

Terlalu luang waktumu

hingga masih sempat mengganggu

menyindir mereka yang (dianggap) berbeda

merasa paling istimewa

menuntut yang lain harus sempurna

Terlalu luang waktumu

dengan isi kepala bebal itu

terbukti dari caramu mendebat

secepat kilat

namun lebih banyak celaan

serangan pribadi ke lawan bicara

ad-hominem namanya

Manfaatkan waktumu

untuk belajar berdebat lebih cerdas

daripada berdebat yang tidak perlu

hanya untuk menang dan senangkan egomu

Astaga, kau memang sedangkal itu!

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Berhenti Merindu

Berhenti Merindu

Aku tak punya nyali

menulis tentang kasih

atau rindu yang sendu

Hati ini mungkin telah beku

Untuk apa merindu,

bila hanya berakhir pilu

dan merasa dungu?

Tak perlu

meski cemas sepi adalah cinta sejatiku

Kau lebih berani

menulis tentang rindu

setia, sehidup,

meski belum tentu semati

meski harus sabar menanti

hingga suatu saat nanti

Aku dulu begitu

Mungkin sekarang tidak lagi

Maafkan aku

yang kini sulit percaya

terlalu sering kecewa

terlalu muak dengan dusta

terlalu banyak manipulasi atas nama…

…CINTA

Selamat menikmati rindu

Mungkin masih ada harap untukmu

Saat ini,

aku masih ingin berhati-hati

meski harus membenci

air mata sendiri…

R.