“Bukan Kambing Congek, Pajangan Hidup, atau Obat Nyamuk”
Mayoritas teman-teman sudah berpasangan, sementara Anda masih sendirian? Bila kurang percaya diri, bisa-bisa Anda merasa kesepian – alias feeling left out kalau dalam bahasa Inggris.
Apalagi saat mereka ngajakin ketemuan atau nongkrong bareng, misalnya: dalam rangka mengenalkan pasangan mereka. Kalau asli sudah putus asa, mungkin Anda akan buru-buru cari gebetan – atau minimal memohon-mohon pada sahabat gay Anda agar sudi jadi “pacar gadungan”. (Oke, ini menyedihkan.)
Habis mau bagaimana lagi? Julukan untuk mereka dalam situasi ini juga nggak kalah ‘mengenaskan’.
Entah dari mana julukan kambing congek buat si lajang yang lagi ngumpul sama teman-teman mereka yang sudah berpasangan. Padahal, saya tahu saya bukan kambing dan termasuk rajin membersihkan telinga. (Ewww, gak usah ampe detil gini, kaleee!)
Julukan lain: pajangan hidup. Nah, mengingat saya termasuk yang nggak bisa diam, kayaknya julukan ini juga nggak cocok buat saya.
Lalu, bagaimana dengan obat nyamuk? Nah, ini jauh lebih ajaib lagi. Gimana mau jadi obat nyamuk, kalau darah saya termasuk menu favorit para vampir kecil bersayap ini?
Mungkin ada beberapa teman yang pernah punya pengalaman nggak enak seputar nongkrong bareng teman dan pasangan mereka pas lagi lajang. Pasangan di depan Anda malah sibuk mesra-mesraan, sementara Anda… *krik krik* ibarat pajangan. *krik krik*
Tapi, masa iya sih, harus selalu kayak begitu? Kalau mereka memang benar-benar teman yang baik, masa ngajak Anda ketemuan hanya buat jadi penonton? Mereka pasti juga akan meluangkan waktu mengobrol dengan Anda, termasuk mengajak Anda dan pacar saling mengenal. (Meski mungkin ada yang diam-diam ketar-ketir, takut malah salah kecantol. Hihihihi…)
Jangan lupa, Anda sendiri juga harus proaktif sekaligus jaga sikap. Jangan lantas diam saja karena merasa canggung. Ada kok, cara mainnya biar nggak berasa kambing congek, pajangan hidup, atau pun obat nyamuk:
1. Bila Anda memang sama-sama sudah berteman dengan mereka berdua, cukup bersikap biasa saja.
Anggap saja sedang nongkrong dengan dua teman yang kebetulan berpasangan. Ini jauh paling mudah daripada beberapa situasi lain berikutnya.
2. Selama pacar termasuk ramah dan tidak mudah cemburuan, harusnya sih, nggak masalah.
Apalagi niat si teman untuk mengenalkan pasangannya. Mengobrollah dengan mereka berdua, jangan hanya dengan teman saja. Justru Anda bisa mulai mengenal sosok yang sedang membahagiakan teman Anda ini. Siapa tahu, akhirnya Anda bisa berteman dengan mereka berdua.
3. Respek itu penting.
– Jika teman perempuan:
Oke, saya ambil contoh sederhana dari sudut pandang perempuan. Bila teman Anda juga perempuan, jangan sekali-sekali flirting dengan pacarnya – meski niatnya hanya bercanda. Bersikap ramah boleh, namun jangan berlebihan saat memuji si pacar. Misalnya: “Kamu ganteng banget deh, makanya temenku suka. Kamu mirip…” (menyebut nama seleb)
Jangan juga berusaha mencuri-curi saat bersentuhan dengannya, meskipun hanya ‘nggak sengaja nabrak’ atau bersalaman terlalu lama. Ingat, persahabatan jadi taruhan!
Kalau pacar teman ternyata ganjenan? Jangan mau ditinggal berdua, meskipun diam-diam Anda suka. Nggak perlu juga mengadu ke teman, karena khawatir salah paham. Biarlah teman akan tahu dengan sendirinya nanti.
– Jika teman laki-laki:
Kalau teman laki-laki? Jagalah perasaan pacar, apalagi bila sang pacar termasuk yang mudah cemburuan. Meskipun mungkin Anda sudah dekat dengan sahabat layaknya saudara, hindari saling memanggil dengan julukan ‘sayang’. Jangan terlalu banyak bersentuhan di depannya, karena sang pacar bisa langsung menganggap Anda sebagai ‘ancaman’.
Berusahalah mengenal pacar si teman. Namun bila tanggapannya ‘dingin’, nggak perlu memaksakan diri. Salah-salah Anda malah dianggap mau cari muka lagi.
4. Jangan memaksakan diri nongkrong bareng mereka berdua bila Anda baru saja putus.
Tunggulah hingga perasaan Anda ‘netral’ kembali (atau mungkin sudah punya pasangan lagi). Emosi yang masih labil rentan bikin Anda bete saat melihat kedekatan teman dan pasangannya, meskipun jelas-jelas mereka nggak ada maksud bikin Anda iri setengah mati.
Kalau yakin masih kuat? Lanjut.
5. Pastikan Anda tidak sedang naksir salah satu dari mereka.
Oke, lagi-lagi ini dari sudut pandang perempuan. Misalnya: Anda sudah mengenal sahabat perempuan dan pacarnya, namun diam-diam jatuh cinta dengan sang pacar. Atau ada rasa nggak rela saat sahabat laki-laki Anda bersanding dengan perempuan pilihannya…yang ternyata bukan Anda. Yakin mau nyiksa diri? Kalau masih kuat, lanjut.
Di sini Anda harus tegas sama diri sendiri (bukan hanya tega, ya.) Milih persahabatan atau menuruti perasaan yang belum tentu bertahan lama? Apalagi bila sahabat selama ini sudah banyak berbuat baik pada Anda. Yakin mau bikin drama dengan mencoba merayu pacarnya/menyatakan perasaan pada sahabat laki-laki saat dia sudah punya pacar?
6. Nggak perlu buru-buru cari pasangan, hanya biar nggak kalah sama teman.
Nggak usah takut merasa ketinggalan. Ini bukan balapan. Justru, inilah saatnya Anda menjadi sosok lajang yang berkualitas dengan rasa percaya diri yang tinggi, alias nggak minta dikasihani. Anda nggak takut ‘menonjol’ di antara teman-teman yang sudah berpasangan.
Bahkan, Anda cukup tegar dengan mengacuhkan cemoohan mereka yang bertanya-tanya, kok Anda masih sendirian aja?
Bukan nggak mungkin ada yang malah akan mengajak Anda kenalan atau mungkin teman dan pacarnya berusaha menjodohkan Anda dengan kenalan mereka yang sama-sama masih single. Kenapa enggak? Siapa tahu ada yang cocok. Kita nggak pernah tahu, ‘kan?
7. Berkaca dari interaksi teman dan pasangan di depan mata, Anda bisa belajar mempersiapkan diri untuk hubungan berikutnya.
Merasa baper karena melihat teman mendapatkan perlakuan romantis dari sang pacar? Jangan. Justru Anda bisa berkaca dari mereka, sehingga tahu persis hubungan macam apa yang Anda inginkan berikutnya. Sementara itu, Anda masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri agar bisa menjadi sosok yang lebih baik saat ‘si dia’ datang ke dalam kehidupan Anda…siapa pun orangnya.
Nggak perlu menghindar dengan beragam alasan saat diajak nongkrong bareng teman dan pasangannya, cuma gara-gara Anda masih sendiri. Anda bisa kok, tetap ikut berbahagia melihat teman bahagia, meskipun belum ikutan ‘berdua’. Selama masih tahu cara membawa diri dan menjaga sikap, nggak perlu lagi merasa bagai kambing congek, pajangan hidup, maupun obat nyamuk.
R.