Categories
#catatan-harian #menulis

“11 Hal Paling ‘Ganggu’ yang Pernah atau Sering Didengar Si Chubby”

“11 Hal Paling ‘Ganggu’ yang Pernah atau Sering Didengar Si Chubby”

Tumbuh dengan tampilan fisik di luar ‘standar media massa’ alias gemuk atau chubby punya tantangan sendiri. Maunya sih, selalu pede dan happy. Cuma, tetap saja ada yang hobi mem-bully – bahkan pake alasan paling klasik sejagat: “Demi kebaikan elo juga, kali.”

Berdasarkan pengalaman pribadi, curhatan mereka yang senasib, hingga sumber-sumber tulisan lain, ini dia “11 Hal Paling ‘Ganggu’ yang Pernah atau Sering Didengar Si Chubby”:

1. “Beratnya berapa, sih?”

Nggak apa-apa kalo yang nanya dokter, ahli nutrisi, fitness trainer, atau mereka yang benar-benar peduli dengan  kesehatanmu. Masalahnya, yang nanya itu niatnya cuma kepo. Entah nyari bahan ledekan atau buat gunjingan.

Saran: suruh aja mereka tebak sendiri, tanpa pernah kasih jawabannya. Toh, nggak wajib cerita-cerita juga, ‘kan?

2. “Kok kakak sama adikmu bisa kurus, sih?”

Ini salah satu pertanyaan terbodoh yang pernah saya dengar sepanjang sejarah menjadi chubby. Anak kembar identik aja bisa punya perbedaan.

Lagipula, kok kesannya nggak ikutan kurus itu kayak ‘cacat’, ya? Bagi yang sensi, ucapan ini bisa menimbulkan rasa iri dan benci sama saudara sendiri. Sementara itu, yang asal cablak mana mau peduli.

Saran: berhubung jelas-jelas basa-basi, diem aja atau cukup jawab: “Nggak tahu. Tanya aja ama yang menciptakan.” Sesederhana itu. Habis, mau jawab apa lagi?

3. “Gimana sih, rasanya jadi gendut?”

Hmm, rasanya gimana, ya? Eh, tunggu sebentar. Ini pertanyaan serius, basa-basi, apa…serius ngeledek?

Saran: suruh aja mereka coba naikin berat badan sendiri, barang 10-20 kilo. Abis itu gantian tanya mereka, “Sekarang gimana rasanya?”

4. “Makannya apa aja, sih? Kok bisa gemuk gini?”

Mungkin pertanyaan atau komentar di atas masih lucu bila ditanyakan pada bayi. Lha, kalo yang ditanya udah dewasa? Tapi tenang, selama Anda berprofesi sebagai dokter, ahli nutrisi, atau fitness trainer yang memang ditunjuk untuk membantu mereka supaya sehat, aman-aman aja nanya gitu.

Saran: biar berasa seleb, suruh aja mereka mengikuti Anda selama seharian penuh. Syarat tambahan: tinggalkan dompet mereka dan seisinya di rumah. Saat Anda makan, biarkan mereka melototi isi piring Anda…karena kelaparan. ‘Kan penasaran. Nggak ada yang bilang Anda harus ikut bayarin mereka makan.

5. “Pasti makannya daging terus dan gak suka sayur.”

Saran: lakukan sama seperti kasus nomor empat.

6. “Kamu pasti nggak pernah olahraga.”

Duh, perhatian amat. Yakin nggak pernah stalking kita, nih?

Saran: bila memang masih olahraga, ajak aja mereka nge-gym bareng. Bila emang nggak bilang aja jujur tapi abis itu tanya mereka, “Kenapa? Mo bayarin gue nge-gym ampe gue kurus?” Kalo mereka nolak, bilang aja gini: “Yee, komen lo barusan tuh, basa-basi banget, deh. Kirain mau nawarin nge-gym gratis!”

7. “Diet-lah kau.”

Heh, emang ini badan punya siapa? Ngatur-ngatur lagi. Diet juga nggak bisa asal. Emang situ mau ngurusin kalo mendadak saya masuk UGD karena salah diet? Belum tentu, ‘kan?

Saran: bilang aja, “Oke, selama mulut lo juga diet.” (Baca: gak asal usil komentarin bodi orang.) 

8. “Kurusin, dong. Mau ‘kan, punya pacar?”

Nah, kalo ini beneran penghinaan tingkat tinggi. Yang paling bikin keki, yang ngomong sesama cewek. Bolehlah Anda berbangga karena sudah bersuami, tapi untuk apa menghina perempuan lain yang masih lajang atau mencari pasangan sejati?

Padahal, ini hitungannya sudah termasuk double-shaming = fat-shaming + single-shaming. Percuma juga bila habis itu pake tambahan embel-embel: “‘Kan kita sayang kamu.” Bullying is bullying! Gak usah pake alasan basi hanya karena nggak mau terima kena marah.

Selain itu, ucapan di atas juga menggeneralisir dua gender sekaligus, lho. Kesannya begini:

– Semua laki-laki berotak dangkal dan hanya menilai perempuan dari fisik doang. (Hayo, Tuan-tuan pasti pada nggak terima!)

– Kesannya hanya perempuan dengan ciri-ciri fisik tertentu yang berhak dan pasti dapat jodoh. Tuhan Maha Adil, tapi sesama manusia-lah yang suka brengsek.

Saran: nggak usah diladenin, karena sudah jelas siapa yang sombong dan gila pembuktian di sini. Nggak perlu langsung buru-buru cari pacar juga, cuma buat ngebuktiin kalo ucapan mereka salah.

Boleh juga tunjukkan foto Adele dengan pasangannya atau sahabat Anda yang sesama chubby di hari pernikahannya. Kasihanilah mereka yang asal cablak barusan. Mungkin kurang gaul, korban sinetron basi, atau mainnya kurang jauh. Makanya, jangan heran bila pikiran mereka jadi sempit begitu.

9. “Dulu pernah kurus, nggak?”

Kalo iya kenapa, kalo enggak juga kenapa? Tujuan dari pertanyaan ini sudah jelas: mencari apa yang salah dengan pola makan seseorang. Padahal, masih ada dua faktor lain yang bisa jadi biang keladi: genetik dan hormon.

Saran: balas aja begini: “Mau tau aja…apa mau tau banget?” Kalo masih cerdas sekaligus waras, biasanya mereka akan tahu diri dan tutup mulut. Nggak ada topik lain, ya?

10. “Hah, baru jam segini udah laper lagi? Pantes gendut.”

Teman-teman masih bisa menahan lapar hingga lewat jam 12, tapi perut Anda sudah krucuk-krucuk nggak karuan pas jam 11:30. Bukannya kasihan, mereka malah menjadikannya bahan ledekan – menganggapnya sebagai kelemahan yang memalukan.

Padahal, kondisi dan ketahanan fisik setiap orang beda-beda. Nggak ada yang lebih memuakkan dari mereka yang menyombongkan kelebihan mereka.

Saran: cuekin aja. Daripada masuk angin terus jatuh sakit, mending makan aja kalo emang udah laper duluan. Nggak usah maksain diri, kecuali kalo mereka sudi menggendong Anda bila mendadak jatuh pingsan.

Kalo teman-teman Anda sikapnya begini, mungkin posisi mereka dalam hidup Anda harus dipertimbangkan lagi.

11. “Ciee…tumben, makannya lagi dikit. Lagi diet apa cuma jaim, nih? Terus, akhirnya olahraga juga? Mau kurus nih, ceritanyaaa…Nggak bisa instan lho, ya…”

Serba salah ya, jadi chubby? Makan banyak dibilang rakus, giliran dikit dikira lagi diet atau cuma jaim. Terus pas baru mau mulai olahraga juga langsung dikira mau kurus.

Nggak bisa instan? Iya, kami tahu. Kami juga nggak sebego itu, kok. Daripada berisik ganggu konsentrasi kami pas olahraga, gimana kalo kalian juga mulai olahraga – alias nggak hanya ‘olahraga mulut’ aja?

Saran: udah, cuekin juga yang ini. Nggak penting juga nyahut balik. Toh, yang penting Anda menang sibuk daripada mereka, sehingga Anda nggak punya waktu usil sama urusan orang lain.

 

Tuhan Maha Adil dan Kreatif. Makanya, nggak ada manusia yang 100% mirip, baik dari segi fisik, mental, pola pikir, hingga kepribadian. Semuanya indah dengan versi masing-masing.

Terus, ngapain juga kita saling merendahkan? Apa pun bentuk tubuh Anda, nggak ada seorang pun yang berhak membuat Anda merasa jelek dan benci sama diri sendiri. Mereka juga nggak berhak memanipulasi perasaan Anda dengan alasan ‘karena rasa sayang’ atau ‘demi kebaikan Anda’. Tubuh Anda adalah hak Anda, bukan mereka. Anda sendirilah yang harus memutuskan yang terbaik bagi tubuh Anda.

Daripada jadi ikutan bodoh, cuekin aja mereka. Cukup fokus sama perbaikan diri sendiri dan orang-orang yang beneran mendukung dan menyayangi Anda, sementara para bully akan selalu berusaha cari perhatian dengan cara paling basi.

R.

 

By adminruby

Pengajar, penerjemah, penulis, dan pemikir kritis. Jangan mudah baper sama semua tulisannya. Belum tentu sedang membicarakan Anda.

Juga dikenal sebagai RandomRuby di http://www.pikiranrandom.com/ dan GadisSenja di http://www.perjalanansenja.com/. Kontributor Trivia.id (http://trivia.id/@/rubyastari) dan beberapa media digital lain.

2 replies on ““11 Hal Paling ‘Ganggu’ yang Pernah atau Sering Didengar Si Chubby””

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *