Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Reuni

Reuni

Hanya karena kau di sana,

tempat untukmu belum terganti.

Namamu masih di hati.

Aku hanya ingin bertemu kembali,

meski hanya sekali,

supaya bisa puas memandangi

sepasang mata biru

dan senyum hangat itu

agar abadi di benakku.

R.

(Jakarta, 8 November 2019, 22:00)

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Tanpa Mata, Telinga, dan Hati

Tanpa Mata, Telinga, dan Hati

Foto: https://www.freepik.com/free-photo/tensed-man-covering-ears-with-hands-with-his-eyes-closed_4167208.htm#page=1&query=ignorance&position=1

Percuma banggakan logika

bila hasil tak seberapa

malah buta

tuli akan kisah-kisah nyata

kejahatan pada sesama.

Apa hatimu tiada lagi guna

atau malah alpa?

Semudah itu kau bungkam

jerit-tangis para korban.

Bodyshaming
Foto: freepik.com

Kau sebut mereka mengada-ada

‘baperan’ semata

dan semua julukan penuh hina.

Tanpa mata, telinga, dan hati,

bukankah kau sama saja dengan mati?

Mahluk tak tahu diri

memilih tak peduli

andil dalam apati…

R.

Jakarta, Oktober 2019

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Tanpa Mereka

Tanpa Mereka

Suatu saat nanti,

aku ingin kau percaya lagi

kau akan bahagia

meski tanpanya di sisi.

Sama sepertiku

Dengan hati bebas dari sembilu

sesudah dia berlalu

dan sempat tinggalkan pilu.

Ya.

Aku ingin kau percaya.

Tanpa mereka,

kita berdua akan baik-baik saja.

Tak perlu terus berduka,

apalagi terlalu lama.

Siapa tahu?

Suatu saat nanti,

mungkin akan ada cerita baru…

…tentang kau dan aku…

R.

Jakarta, Oktober 2019

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Demi Senyummu

Demi Senyummu

Maafkan aku.

Mungkin aku tak tahu diri

membuatmu grogi

di tengah pembuatan Instastory.

Aku cuek memandangimu

hingga kau salah tingkah sendiri.

Namun, tahukah kamu,

bukan kau saja yang gugup setengah mati?

Jangan marah, ya.

Jangan takut juga.

Aku bukan psikopat gila.

Aku hanya senang mendengarmu bersuara,

tersenyum dan tertawa.

Saat itu,

aku sedang butuh senyummu

untuk cerahkan langit kelamku…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Habis Akal

Habis Akal

Habis akal

Hilang semua alasan

demi lanjutkan penindasan

Dasar sial!

Kau manfaatkan kuasa

puaskan diri injak sesama

Pelawak Berlelucon Kasar
Foto: unsplash

Omong kosong tentang moral

Terlalu sibuk dengan aib

Tak peduli yang lebih pelik

Dasar otak-otak bebal!

Hanya demi uang banyak,

congkakmu buat semua muak!

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Lepas

Lepas

Ada yang harus dilepas bila terlalu lelah

seperti tangan anak-anak penuh mainan

namun enggan membaginya ke sesama

hingga semuanya berjatuhan

Namun hati masih bimbang

Terlalu banyak rasa sayang

meski sedikit waktu luang

untuk adil berbagi rata

alih-alih kewalahan…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Negeri Ini Butuh Puisi

Negeri Ini Butuh Puisi

Negeri ini butuh puisi

bukan puja-puji

kosong tanpa arti

retorika tanpa isi

yang di telinga jadi polusi

Negeri ini butuh puisi

bukan saling cela sana-sini

seakan merasa paling tinggi

apalagi paling suci

Yang ada malah saling benci

Negeri ini lebih butuh puisi

Kenapa, sih?

Kata mereka, puisi ibarat roman picisan sekali

Anggapan picik dari miskinnya budaya di hati

Bikin emosi

Negeri ini butuh puisi

Bukan polusi

Bukan pula caci-maki

Mungkin, tidak perlu ada yang luka atau mati

hanya gara-gara kalah bela negeri

Nonton olahraga bawa ego, alih-alih kesadaran diri

Kok tidak malu, sih?

Kapan sadarnya, nih?

Negeri ini sangat butuh puisi

Siapa tahu bisa damai

sungguhan, bukan lewat intimidasi

bebas dari ancaman, bebas berekspresi

Soalnya kalau masih begini,

jadinya makin sedih.

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Bising

Bising

Ada bising yang tak terkendali

Suara mesin, lalu lintas, hingga tangisan bayi

Cukup kita yang menahan diri

hingga suasana tidak makin ramai.

Ada bising yang mungkin disukai

Suara party, konser musik terkini,

hingga pikiran diri sendiri

Selamat menikmati

meskipun yang lain belum tentu sehati

Ada bising yang tak tertahankan lagi

Ejekan para bully, tukang keluh tanpa henti

yang maunya selalu dimengerti

Ingin mereka pergi?

Banyak cara membuat mereka diam

Dari yang ringan

sampai yang kejam

Bijaklah saat menentukan pilihan…

Semoga tidak bising lagi

Semoga ada kedamaian sunyi

meski sesaat di hati…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Ramai

Ramai

Taman digital

Banyak pameran

Dari yang penting sampai remeh

Namun yang terakhir yang paling diperhatikan

Dari yang genting hingga receh

Banyak yang getir, hingga tumpahkan

1001 makian

Eh, mungkin lebih kali, ya?

Taman digital

Tempat orang suka-suka

Dari mahluk sosial hingga yang sok sial

Kamu yang mana?

Bila lelah,

apalagi sampai muak luar biasa,

keluarlah.

Toh, taman digital juga tak ke mana…

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Belum Berakhir

Belum Berakhir

Perjuanganmu belum berakhir, kawan.

Aku tahu, kau lelah dan muak.

Masih banyak yang harus kau lawan:

Mimpi buruk dan ketidakpastian.

Hantu masa lalu yang masih mengerikan.

Mereka yang tidak pedulian.

Perasaan terlantar, tak berdaya,

hingga ingin menyerah,

namun kutahu kau tak mudah kalah

meski wajar bila ingin marah.

Perjuanganmu belum berakhir,

meski merasa makin tersingkir

oleh realita yang membuat getir.

Jangan berhenti.

Percayalah Kasih Ilahi.

Berkat-Nya,

kau masih di sini,

berjuang dengan berani

melawan ketidakadilan ini.

Sesungguhnya,

kau adalah inspirasi.

R.