Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

“37

“37”

Tiga tahun menjelang 40

Apa yang masih utuh di benakmu?

Manfaatkan waktu

Tak usah banyak menunggu

Lakukansesuatu

Jangan lama termangu

Bukan masalah tua

Hanya angka

Semoga banyak berguna

Semoga tidak sia-sia

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Sejurus Prasangka dan Dengki Ratu Drama

Sejurus Prasangka dan Dengki Ratu Drama

Untuk apa kau ciptakan drama

demi menarik perhatian sesama?

Kejinya prasangka

Dengki luar biasa

 

Kau pikir kau tahu segalanya

Kau kira kau sempurna

Begitu cepat menghina

tanpa mencari tahu fakta

 

Astaga!

Kau pasti sangat kesepian

hingga begitu putus asa

dalam mencari perhatian

 

R.

 

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Kembalilah…

Kembalilah…

Lupakan anyir darah

panas amarah

pedihnya kalah

atau kejamnya lelah

 

Masa lalu tak bisa kau ubah

namun kembalilah

ke masa kini

Tiada monster di sini

Hanya kasih dan damai

Doa agar kau bangkit kembali

 

Kembalilah

Jangan biarkan hantu-hantu itu

menyeretmu kembali ke masa lalu

Kau lebih kuat dari itu…

 

R.

 

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Jangan Panggil Aku ‘Sayang’

Jangan Panggil Aku ‘Sayang’

Aku punya nama

Bisakah kau mengingatnya?

Identitas pemberian orang tua

di benakmu, seakan tiada harga

 

Mungkin kau kira kau romantis

Mungkin aku juga sinis

Aku juga bisa sadis

seiring sabar yang menipis

 

Jangan panggil aku ‘sayang’

meski niatmu mungkin tulus

Aku pernah dibuat berang

lelaki murahan berakal bulus

 

‘Sayang’ bisa jadi panggilan teraman

bagi yang suka permainkan

banyak perempuan

Tidak cukup satu cinta

Kalau bisa semua

sebanyak-banyaknya

tak perlu ingat nama

takut lupa

salah panggil mereka murka

 

Namaku bukan ‘sayang’

Sebutlah dengan benar

atau urusan kita kelar…

 

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Di Balik Topengmu

Di Balik Topengmu

Yang kulakukan hanya menunggu

diam membisu

hingga lepas topeng itu

dan tampaklah sosok aslimu

 

Hanya penipu

yang mengiraku

bodoh dan lugu

Hanya manusia biasa

namun bertingkah jumawa

bak putri raja…

 

…padahal kau bukan siapa-siapa

terlalu banyak gaya

yang dibeli dengan dusta

tumpukan hutang

namun masih lancang

dengan beerjanji macam-macam

permainkan hidup orang

 

Di balik topengmu,

kurasa kau malu

hingga tega fitnah sesama

yang hanya ingin hak mereka

 

Makanya,

jangan banyak gaya

Apa susahnya jujur saja?

 

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Tegar

Tegar

Manusia kesal

dengan rumput liar

setiap dipangkas

tak pernah tuntas

selalu gagal

tumbuh besar

meski dilibas

sangat bebal

makin kasar

menembus batas

semua sabar…

 

Mampukah kau tegar

seperti rumput liar?

Mungkin mereka

tak selalu indah

tak sempurna

namun dirimu dapat bernapas

ada oksigen di udara…

 

Sisanya?

Jatah mereka…

 

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Halo, Hati yang Patah

Halo, Hati yang Patah

Halo, hati yang patah

Apa kabarmu?

Kau cukup berani mengakui

semua amarah dan lelah

di depan mereka malam itu

 

Aku juga benci

sakit hati karena dikhianati

namun masih membisu

ada luka menggelegak

saat mata kita bertemu

 

Ya, aku takut melangkah maju

dengan risiko mengusik hantu

yang masih menggantung di matamu

sementara monster yang sama

masih sering buatku terjaga

 

Wahai, hati yang patah

Semoga kau tak lagi merasa kalah

Aku sendiri juga lelah

dengan pulih yang lama

dan luka yang masih menganga

 

Mungkin sebaiknya,

aku berhenti memandangimu

meski diam-diam dari jauh

 

Aku takut

enggan melakukan kebodohan yang sama

Jangan

Jangan sekarang…

 

R.

 

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Lelucon Usang Tentang Perempuan

Lelucon Usang Tentang Perempuan

Sepertinya kau masih terjebak di zaman batu,

demi kenyamanan egomu

Kau paksakan lelucon usang

anggapan klisemu tentang semua perempuan

 

Mengapa perempuan cenderung diam,

namun seakan selalu ingin dimengerti?

Jangan-jangan selama ini

malah kau yang tak tahu diri

menuntut mereka selalu paham dan menuruti

semua inginmu tanpa henti

atas nama ‘ego laki-laki’

 

Silakan,

teruslah berlagak bak komedian

membodohi semua orang

agar terus menertawakan yang sudah usang

tanpa peduli melihat di balik kenyataan

yang selama ini selalu kau remehkan

 

Masih ingin di zaman batu,

demi kian rapuhnya egomu

seiring waktu

atau memilih maju?

Bisa ‘kan, kau mulai lebih mendengarkan,

tanpa tuduhan maupun penghakiman?

 

Tanyakan

Jangan selalu berasumsi seenaknya

atau meremehkan ucapan mereka

sehingga kembali mereka diam

hanya untuk kau jadikan

lelucon usang yang memuakkan…

 

R.

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Tidak!

Tidak!

Tidakkah kau dengar?

Aku bilang tidak

Apa?

Otakmu pengar, ya?

Tidak?

 

Aku tidak mengerti

tabiatmu, wahai lelaki

yang suka semaunya sendiri

merayu perempuan di sana-sini

namun masih menuntut calon istri

yang harus tetap suci

 

Masih tidak dengar?

Kubilang tidak

Aku tidak sedang sok jual mahal

Otakmu yang bebal

 

Mungkin sudah banyak yang mau

serahkan semua untukmu

Bukan aku

Ada rasa benci yang menunggu

waktu untuk meledak, tepat di mukamu

 

Masih tidak dengar kubilang tidak?

Baiklah.

Selamat kecewa.

Aku sudah lelah

dengan kamu yang menganggap semua perempuan

bisa dipermainkan,

sebelum dibuang seperti sampah!

 

R.

 

Categories
#catatan-harian #menulis #puisi

Belum Usai

Belum Usai

Pertarungan belum usai

hingga tak ada sisa lagi

Lihat, masih tegak kau berdiri

Siapa yang perlu dikasihani?

 

Justru mereka yang tak tahu diri

terus menindasmu tanpa henti

Akan ada nasib berganti

saat mereka membayar semua pedih

dan kau menjulang lebih tinggi

 

Lihat saja nanti…

 

R.